Senin, 06 Januari 2014

KARAWITAN SUNDA

Pengertian Karawitan 
Keragaman seni budaya nusantara merupakan pembentuk kebudayaan nasional. Kita ketahui bahwa salah satu bagian dari kebudayaan itu diantaranya kesenian. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bawha kesenian daerah merupakan unsur penting dalam pembentuk kesenian nasional.
apabila diteliti secara seksama tentang kesenian daerah yang ada diindonesia sangat beraneka ragam bentuk, hal ini merupakan salah satu diantaranya. Karawitan merupakan salah satu bentuk kesenian yang ada di indonesia, seperti kita kenal ada Karawitan Jawa, Karawitan Sunda, dan Karawitan Bali serta banyak lagi jenis-jenis karawitan lainnya.
Karawitan sunda mempunyai ciri tersendiri, pertumbuha, dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh keberadaan orang Sunda serta aspek sosial kehidupannya. Istilah karawitan dalam Bahasa Sunda merupakan istilah baru, tetapi cepat meluas sehingga istilah karawitan dianggap sebagai istilah yang telah baku dalam kesenian Sunda.
Pengertian yang telah memasyarakat tentang karawitan adalah seni suara daerah yang berpedoman pada laras Selog dan Salendro. Banyak juga pendapat-pendapat lain tentang karawitan, seperti pendapat para ahli karawitan (Pangrawit) Sunda. Yang perlu kita ketahui bawha istilah karawitan itu berasal dari Bahasa Jawa, mengingat sekitar kurang lebih tahun 1920, istilah karawitan dipergunakan pada sebuah kursus menabuh gamelan di Keraton Surakarta.
Macam-macam Bentuk Karawitan
Ada tiga macam bentuk, diantaranya :
1. Karawitan Sekar adalah jenis karawitan yang terbentuk melalui penyajian suara manusia (vokal).
2. Karawitan Sekar Gending adalah bentuk karawitan yang terbentuk melalui penyajian alat musik/instrumen atau waditra.
3. Bentuk karawitan yang disajikan melalui perpaduan antar suara manusia (vokal) dengan alat musik/instrumen atau waditra.
Karawitan Sekar
Karawitan sekar terdiri atas :
  1. Sekar Tandak adalah sekar atau lagu yang terikat oleh wiletan atau birama, diantaranya :
- Lagu-lagu panambih tembang Sunda/Cianjuran.
- Lagu-lagu kawih Sunda atau lagu-lagu kepesindenan.
- Lagu-lagu pupuh sekar tandak.
  1. Sekar Irama Merdika adalah sekar atau lagu yang tidak terikat oleh wiletan atau birama, seperti :
- Lagu-lagu pupuh
- Lagu-lagu tembang Sunda/Cianjuran.
- Lagu-lagu pupuh sekar irama merdika.
Karawitan Gending
Yang termasuk jenis karawitan gending diantaranya :
  1. Lagu-lagu Degung Klasik yang instrumentalia seperti lagu :Ladrak, Pajajaran Kintel Bueuk, manintin Serang, Mayu Selas, dan lain-lain.
  2. Gending Wanda Anyar ; gending wanda anyar merupakan ciptaan komposisi gending baru yang diciptikan oleh H. Koko Koswara dan Nano, S. Gending wanda anyar biasanya memiliki tema, isi, dan tujuan.
  3. Kecapi suling (instrumentalia)
  4. Gambangan
  5. Overture
  6. Gending karatagan pada acara pembukaan pertunjukan wayang golek.
Karawitan Sekar Gending
Jenis karawitan sekar gending, diantaranya :
  1. Lagu-lagu sekar gending, seperti lagu : Gerimis kasorenankeun, Gupay Lembur, Gupay Pileleuyan, Hujan Munggaran, dan lain-lain.
  2. Lagu-lagu sempal guyon kawih Sunda, seperti lagu :Kasenian, lagu Kareta Api, Lagu Berkat Katitih Mahal,dan lain-lain.
  3. Gending Karesmen : Gending Karesmen Si Kabayan, Lutung KasarungDayang Sumbi, gending Karesmen Pitaloka Citraresmi, dan lain-lain.
FUNGSI KARAWITAN
  1. Sebagai pengiring lagu atau nyanyian.
  2. Untuk mengiringi tarian terutama tari Sunda.
  3. Untuk pengisi suasana dalam suatu adegan sendra tari atau gending karesmen.
  4. Sebagai ungkapan rasa etika.
  5. Sebagai pencerminan jiwa.
  6. Sarana hiburan yang bersifat social bersifat social maupun komersial.
  1. Pada kehidupan orang Sunda pada masa lalau sejak mereka lahir secara tidak langsung telah didekatkan dengan alunan sekar. Sejak mereka lahir sang ibu menimang, meninabobokan dengan menggunakan sekar. Dalam mengajak bermain, dalam tahap-tahap mulai belajar bicara, belajar berjalan, sekar sangat sering didengarkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Itulah sebabnya lagu-lagu dalam meninabobokan atau ngayun ngambing anak selalu populer dari masa ke masa, dalam arti kelestariannya terlihat karena selalu dilakukan dari generasi ke generasi.
  2. Seperti telah diterangkan di atas, sekar mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam kehidupan karawitan, walaupun pada dasarnya sekar berbeda dengan bicara biasa, sekar sangat dekat bahkan terkadang sangat dominant dengan lagam bicara atau dialek. Dialek Cianjur, Garut, Ciamis, Majalengka dalam mengungkapkan percakapan seringkali seolah-olah bermelodi seperti bernyanyi. Oleh karena kesan dialek yang sangat erat itulah kiranya banyak orang luar daerah Sunda yang secara tidak langsung menyebutkan bahwa cara bicara orang Sunda seperti bernyanyi. Memang erat dengan penggunaan kata-kata di dalamnya tetapi kata-kata dalam sekar telah diolah sedemikian rupa sehingga berbentuklah penampilan secara utuh menjadi sebuah komposisi lagu. Dengan demikian, jelaslah bahwa kata dalam kedudukan sekar merupakan salah satu alat pengungkap masalah atau tema yang diketengahkan. Kata yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai lagu/melodi, menurut kehendak rasa seni si pencipta itu sendiri. Akan tetapi tanpa disadari bahwa terkadang dalam kehidupan sekar tidak selalu dipergunakan kata secara utuh, sering terdengar suara bunyi dijadikan lagu. Hal ini sering terjadi dalam lagu-lagu tertentu, misalnya hanya mempergunakan bunyi a saja atau nang neng nong atau hm dan lain-lain. Penggunaan kata yang tidak jelas sering didapati apabila bersenandung atau ngahariring/hariring.
Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayangtariklininganjaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyaraka dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat. Gamelan lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten Bogor, dan gamelan Renteng yang ada di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabupaten Bandung. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng.
Ada gamelan yang sudah lama terlupakan yaitu KOROMONG yang ada di Kp. Lamajang Desa Lamajang Kec. Pangalengan Kab. Bandung. Gamelan ini sudah tidak dimainkan sejak kira-kira 35 – 40 tahun dan sudah tidak ada yang sanggup untuk menabuhnya karena gamelan KOROMONG ini dianggap mempunyai nilai mistis. Gamelan KOROMONG ini sekarang masih ada dan terpelihara dengan baik. Untuk supaya gamelan KOROMONG ini dapat ditabuh, maka kata yang memegang dan merawat gamelan tersebut harus dibuat Duplikatnya.

 http://prayogo13sa.wordpress.com/2013/06/22/karawitan-sunda/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar